Pangkalpinang, kejarberita-news.com – Sistem meritokrasi adalah sebuah tatanan atau sistem yang memberikan kedudukan, kekuasaan, atau penghargaan kepada individu berdasarkan kemampuan, kinerja, dan prestasi, bukan atas dasar faktor subjektif lainnya seperti kekayaan, latar belakang keluarga, atau koneksi politik, Selasa 23 September 2025.
Tapi pada prakteknya, infrastruktur kekuasaan di Indonesia, bisa dinilai masih belum siap untuk memfasilitasi arena kompetisi sehat buat para pejabat. Dalam salah satu contoh paling kentara adalah gejala feodalisme akut di tubuh birokrasi Pemkot Pangkalpinang di 1 Maret 2023 yang lalu.
Bahkan -saat itu- jenjang karir Mie Go (Sekda Pemkot Pangkalpinang) 2023 – sekarang secara vulgar sengaja diberi “kepantasan” untuk duduk di kursi jabatan Sekda. Setelah berkarier di dibidang perumahan, Mie Go seolah tak mampu dilawan oleh siapapun pesaingnya pada saat itu.
“Iya saya pun berpendapat demikian. Walau pada akhirnya tidak dapat dipungkiri faktor Walikota Molen saja sudah bisa mengatrol hajat hidup sebuah keluarga yang berprofesi sebagai penambang non resmi, di tanah Depati.
Jadi bisa dibayangkan ya pak, sambung Narsum, koordinasi lintas sektoral yang seharusnya tidak mencuat ke ruang percakan publik. Kini justru jadi bulan-bulanan di jagat sosial media.
“wew ea bru keliat ea… mutek sampah.. depan rumah ya sapu pak. jgn nyuruh anak buah ea nyapu ea… pantang mundur seblm dpt muka 2…mutek sampah prioritas bai buat cairin kinerja,” komen akun salah satu netizen di tiktok.
Sebagai informasi, sosok Sekda Migo ini dikenal luas oleh kalangan media sebagai anak emas Walikota Molen. Sebab mereka berdua kebetulan adalah saudara Ipar. istri mereka berdua ada pertalian darah kandung kakak adik.
“kemaren kemaren kemane jaman melon di ktr Bai pas la kek ganti walikota baru nek ke masyarakat e …” timpal yang lainnya.
Pihak media sampai berita ini ditayangkan, masih belum tersambung dengan Sekda Migo dan akan terus diupayakan agar berita berimbang. (Red)
