Gubernur Babel Telepon Kepala Bulog, Ungkap Bobroknya Sistem Pembelian Di Masa Panen

Berita, DAERAH47 Dilihat

Pangkalpinang, kejarberita-news.com – Belakangan ini petani desa Rias Bangka Selatan Provinsi Kep Bangka Belitung diketahui sedang masa panen. Namun bukannya disambut dengan gembira sebagaimana halnya petani lainnya, para petani di desa Rias mengakui kurang bergairah dan justru berkeluh kesah pada beberapa awak media, Minggu 21 September 2025.

“Penghentian pembelian GKP (gabah kering panen) sejak awal bulan September 2025 ini. Dengan alasan kuota pembelian Bulog sudah habis,” ungkap Soegianto dikutip media lokal setempat.

Menyetop pembelian disaat kuota produksi berlimpah, selain dinilai tidak pro rakyat. Dapat disebut juga indikasi bobroknya manajemen Bulog yang -patut diduga- diikuti juga dengan tidak kapable-nya sosok yang mengemban amanat (PP) Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perum BULOG.

“Perum BULOG memiliki tanggung jawab dalam mengamankan ketahanan pangan nasional. Perum BULOG berperan penting dalam menstabilkan harga dan memastikan ketersediaan pasokan pangan,” demikian kutipan dari tupoksi Bulog.

Kontradiksi antara peran Bulog dengan kenyataan praktek di lapangan secara tidak langsung justru diungkap dari hasil wawancara Gubernur Provinsi Kep Babel, Hidayat Arsani dengan Kepala Bulog Bangka Belitung, Suhaemi via sambungan telepon. Yang diposting oleh akun resmi Gubernur Hidayat Arsani.

“Itu bagaimana dengan hasil panen Desa Rias? Katanya tidak tertampung, itu bagaimana bisa begitu dan apa solusinya?” cecar Hidayat Arsani demi membela kepentingan rakyat Bangka Belitung.

Anehnya, jawaban Kepala Bulog tadi bukannya memuaskan rasa ingin tahu dengan apa yang terjadi sebenarnya, dinilai justru berkelit dari kejaran solusi yang diinginkan oleh Gubernur Hidayat Arsani. “Mohon ijin pak, memang untuk kuota tiga juta gabah memang sudah terpenuhi pak. Dan saat ini kami sedang menunggu instruksi selanjutnya pak,” elak Suhaemi.

Respon jawaban tidak semestinya ini seketika membuat Gubernur Hidayat Arsani terdengar sedikit nge-gass mendapat respon tidak solutif tadi. “Ya kamu gak bisa dong ngasih jawaban seperti itu, lantas solusinya apa?” tegas Hidayat Arsani.

Ketidakcakapan Kepala Bulog Babel, Suhaemi pada percakapan selanjutnya ini seketika langsung secara vulgar terlihat jelas. Manakala Suhaemi justru dengan gegabah menyarankan agar pihak petani menjual langsung saja hasil panen tadi ke pihak swasta. Hal yang sangat dilarang sebagaimana amanat dalam PP No.13/2016 tentang BULOG.

“Ya kan petani bisa juga jual ke (pihak) swasta pak,” sebutnya enteng tanpa dipikir lagi.

Mendengar jawaban seperti tadi, Hidayat Arsani sontak menjawab,” Gak bisa begitu kamu, kan itu tugas pemerintah (BULOG). Pokoknya begini, besok (Senin) saya minta jawaban ya, oke terima kasih,” tutup Gubernur Hidayat Arsani. ( setia badi).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *