Kodim 0308/Pariaman Gelar Latihan Penanggulangan Bencana Alam Gempa Bumi Dan Tsunami di Pantai Talao Kota Pariaman

Berita, DAERAH, TNI/POLRI29 Dilihat

Pariaman, kejarberita-news.com – Kodim 0308/Pariaman menggelar latihan penanggulangan bencana alam gempa bumi berkekuatan 8,9 skala richter di wilayah teritorialnya, Kegiatan ini juga di ikuti oleh anggota Polres Kota Pariaman, BPBD Kota Pariaman, Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Satpol PP Kota Pariaman dan masyarakat setempat, Senin (15/09/2025).

Komandan Kodim 0308/Pariaman, Letkol Czi Nur Rahmat Khaeroni, S. Hub, Int., mengatakan latihan teknis ini sebagai bentuk latihan koordinasi, komunikasi dan evakuasi untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam di wilayah Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman.

Melalui pelatihan penanggulangan bencana ini kita tingkatkan pengetahuan, kesiapsiagaan, dan kemampuan personil menghadapi bencana alam yang sewaktu waktu mungkin terjadi,” katanya. Pelatihan juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam rangka mendukung ketahanan wilayah dan penanggulangan bencana untuk mengurangi resiko akibat terjadinya bencana alam. Pada dasarnya Provinsi Sumatera Barat merupakan wilayah yang rawan akan bencana,” katanya.

Ia mengatakan, hampir semua jenis bencana mulai dari skala kecil hingga besar pernah terjadi di wilayah Sumbar. Selain itu, meski berskala kecil hingga sedang, namun bencana alam selalu berpotensi terjadi setiap harinya. Oleh karena itu, pihaknya menilai situasi ini perlu diantisipasi dan ditindaklanjuti dengan latihan, sehingga dalam pelaksanaannya bisa maksimal sesuai SOP dan tidak terdapat kesenjangan.

Fokus kegiatan dalam latihan ini adalah menilai tindakan respon, mengkaji kemampuan peralatan penunjang komunikasi sistem peringatan dini, kerja sama antar instansi dan melakukan evaluasi,” katanya.

Untuk diketahui, Personil yang terlibat Gulbencana Kodim 0308/Pariaman mendirikan posko-posko latihan yang terpusat di Lapangan Pantai Talao Kota Pariaman.

Gempa dahsyat yang terjadi memicu potensi Tsunami yang diperkirakan akan tiba dalam waktu kurang lebih 26 menit dari pesisir pantai, setelah terjadinya gempa bumi.

Pada akhirnya, pemutahiran data BNPB mencatat 30 orang korban meninggal dunia akibat bencana tersebut. Sebanyak 60 jiwa mengalami stres (Pemenuhan kebutuhan dasar), dan sekitar 30 persen pengungsi di posko pengungsian, mengalami muntaber, diare, demam tinggi, serta kekurangan gizi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *