Capaian Pengendalian TBC Pangkalpinang Tembus 64 Persen, Ditargetkan 90 Persen Akhir 2025

Pangkalpinang, kejarberita-news.com – Pemerintah Kota Pangkalpinang menegaskan komitmennya dalam upaya penanggulangan tuberkulosis (TBC). Hal ini disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kota Pangkalpinang, Subekti, usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakoor) TBC tingkat nasional secara online dari SRC, Kantor Walikota, Selasa (9/9).

Menurut Subekti, kondisi TBC di Pangkalpinang cukup terkendali. Berdasarkan data, angka kesembuhan pasien TBC cukup tinggi dan kasus yang ada saat ini tidak mengkhawatirkan.

“Alhamdulillah, Pangkalpinang secara data bagus, banyak pasien yang sudah sembuh. Bahkan di Bangka Belitung pun kondisinya tidak ada yang mengkhawatirkan. Ini menunjukkan kebijakan Pemkot, baik dalam RPJMD maupun RKP, sangat mendukung penanggulangan TBC, baik dari sisi program maupun anggaran,” jelas Subekti.

Ia menambahkan, selain dukungan pemerintah, masyarakat juga memiliki peran penting melalui komunitas relawan. Para relawan aktif melakukan sosialisasi dan mendampingi pasien TBC, meski risiko tertular cukup tinggi.

“Harus diingat, TBC ini sebenarnya lebih berbahaya daripada COVID-19 karena penularannya sangat cepat, bahkan di dalam rumah. Jika ada anggota keluarga yang terinfeksi, pasien wajib bermasker sepanjang waktu. Tapi jangan takut, yang penting berobat dan jangan putus obat selama enam bulan. Insya Allah bisa sembuh,” pesan Subekti.

Sementara itu, Aspin selaku Sub Koordinator Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang menyampaikan capaian target TBC hingga Agustus 2025. Dari target 90 persen, saat ini capaian sudah berada di angka 64 persen.

“Insya Allah sampai akhir tahun target 90 persen dapat tercapai. Untuk target terduga SPM TB sebesar 100 persen, hingga Agustus capaian kita sudah 81 persen. Alhamdulillah, capaian ini selalu membaik setiap tahun,” ujarnya.

Lebih lanjut, Aspin menjelaskan bahwa faktor lingkungan masih menjadi penyebab utama TBC. Kondisi rumah yang lembab, sanitasi yang buruk, hingga gizi masyarakat yang rendah dapat memicu penularan.

“Gejala yang perlu diwaspadai antara lain batuk lebih dari dua minggu, penurunan berat badan, nafsu makan berkurang, hingga keringat malam. Jika ada salah satu gejala itu, segera lakukan pemeriksaan. Bila hasilnya positif, kita lakukan investigasi kontak dan memberikan terapi pencegahan bagi keluarga atau orang terdekat,” jelasnya.

Dengan sinergi pemerintah, tenaga kesehatan, dan relawan, angka kasus TBC di Kota Pangkalpinang diharapkan dapat terus menurun sehingga tidak lagi menjadi ancaman bagi masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *